MATEMATIKA
DISKRIT LANJUT
DESAIN BLOK
BUJURSANGKAR
LATIN ORTHOGONAL
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
A.
Bujursangkar
Latin Orthogonal
........................................................... 1
B.
Desain
Blok
............................................................................................. 2
1. Definisi Desain Blok
.......................................................................... 3
2. Hubungan Antara Parameter b, v, r,
k,
........................................ 5
3. Matriks Insiden Desain Blok.............................................................
10
4. Desain Simetris....................................................................................
14
5. Mengkonstruksi Desain Baru Dari
Desain Yang Ada....................
20
Daftar
Pustaka
A.
BUJUR SANGKAR LATIN ORTHOGONAL
Misalkan A = (aij) dab B = (bij) dua bujursangkar latin
masing-masing berordo n, atau disingkat BSL-n. Kita sebut A dan B saling
ortogonal jika semua pasangan terurut (aij, bij) berbeda. Misalnya, BSL-4 (a)
dan (b) pada Tabel 5.2.1 saling ortogonal. Sedangkan BSL-4 (c) dan (d) tidak
ortogonal karena pasangan (2,4) tampak dua kali, sekali pada posisi-(2,2) dan
sekali pada posisi-(3,3).
(a) (b) (c) (d)
Tabel 5.2.1: Sekumpulan
BSL-4
Sebuah
himpunan yang anggota-anggotanya BSL-n sedemikian hingga setiap pasang BSL-n
dalam himpunan tersebut saling ortogonal disebut keluarga bujursangkar latin
orthogobnal disingkat KBSLO. Pertanyaan utama yang muncul adalah: Untuk r dan
berapa, terdapapat KBSLO yang berisi sebanyak r buah BSL-n?
Sebelum menjawab pertanyaan
tersebut, berikurt diberikan beberapa contoh kegunaan darai rancangan
bujursangkar latin orthogonal.
Contoh 5.2.2:
Penetesan kualitas kain untuk
pakaian. Box dan kawan-kawan (1978) melakukan percobaan menguji kualitas kain
sebagai bahan utama pakaian, dengan mesin tes tertentu. Dengan mesin ini, empat
lembar kain material dapat digosok bersamaan dengan menggunakan empat kertas
gosok berbeda, dan kemudian pesusutan berat dari masing-masing kain dapat
diukur. Terdapat empat baki di label A, B, C, dan D dalam mesin digunakan
sebagai tempat pakaian yang uji kualitasnya dan setiap baki tersebut dapat
diletakkan di slah satu posisi yang mungkin P1, P2, P3, dan P4. Dalam percobaan
ini empat jenis kain atau perlakuan, dilabel 1, 2, 3, dan 4, dibandingkan
dengan kualitasnya. Peneliti ingin mengontrol pengaruh-pengaruh dari empat
baki, empat posisi yang berda dalam mesin, empat pengoperasian, dan empat jenis
kertas gosok. Suatu klasifikasi-empat dari satuan-satuan percobaan menuntut
penggunaan bujursangkar latin beranggotakan tiga bujursangkar latin ordo empat.
Misalkan digunakan empat jenis kertas gosok, namakan α, β, δ, γ masing-masing dipotong menjadi empat bagian
sama, dan guanakan setiap bagian dalam satu satuan percobaan. Terdapat empat
pengoperasian, R1, R2, R3, dan R4 masing-masing meguji empat jenis kain kain
dengan baki berbeda dalam posisi berbeda dengan potongan kertas gosok berbeda.
Dalam hal ini dapat digunakan KBSLO ordo-4 berikut
R1
R2 R3 R4 R1
R2 R3 R4 R1
R2 R3 R4
(a) (b) (c)
Tabel 5.2.2: (a) Rancangan BSL untuk jenis kain
(b) Rancangan BSL untuk baki
(c) Rancangan BSL untuk kertas gosok
B.
DESAIN BLOK
Teori
desain muncul pertama kali melalui karya R.A. Fisher and F. Yates pada tahun
1930. Mereka termotivasi oleh pertanyaan desain percobaan lapangan di bidang
pertanian. Penerapan teori ini sekarang sangat luas, banyak terminologi
masih menghubungkan dengan asal usulnya.
Dalam percobaan
pertanian, misalkan diinginkan untuk membandingkan hasil varietas v
yang berbeda dari biji-bijian. Hal ini mungkin akan ada interaksi antara
lingkungan (jenis tanah, curah hujan, drainase, dll)
dan berbagai biji-bijian yang akan mengubah
hasil. Jadi, blok
b (set plot
percobaan) yang dipilih, di mana lingkungan cukup
konsisten di seluruh blok. Dalam jenis percobaan,
di mana lingkungan tidak mungkin menjadi faktor, blok dapat dibedakan
sebagai plot yang menerima
pengobatan tertentu (misalnya, diberikan suatu jenis pupuk).
Dengan cara ini, klasifikasi plot percobaan ke dalam
blok dan varietas dapat digunakan
setiap kali ada dua faktor yang mungkin mempengaruhi
hasil.
Teknik ini
jelas akan tumbuh berbagai jenis plot (varietas) di setiap blok, mungkin, untuk
eksperimen besar ini terlalu
mahal atau tidak praktis. Untuk mengatasi hal ini, salah satu cara
dengan menggunakan blok yang lebih kecil
yang tidak mengandung semua
varietas. Sekarang masalahnya adalah salah satu perbandingan,
untuk meminimalkan efek dari kesempatan karena blok tidak
lengkap, kami ingin merancang blok sehingga
bahwa probabilitas dari dua varietas yang dibandingkan (yaitu yang di blok yang sama) adalah sama untuk semua pasangan. Sifat ini disebut keseimbangan dalam desain.
Titik dan garis di bidang Euclidan merupakan contoh lama
dari struktur insiden. Pada umumnya, insiden struktur dapat dijelaskan oleh dua
set abstrak (disebut set titik dan set blok) dan hubungan biner antara titik
dan blok. Memaksakan kondisi keteraturan tertentu pada insiden struktur
terbatas mengarah ke konsep desain kombinatorial yang mencakup 2-desain, desain simetris dan grafik.
Pada
bagian ini kita bahas konsep dan sifat-sifat dasar serta terapan dari desain
blok. Kita awali dengan definisi berikut. Dalam matematika kombinatorial,
desain blok adalah satu himpunan dengan keluarga himpunan bagian (subset
diulang diperbolehkan satu kali) yang anggotanya dipilih untuk memenuhi
beberapa jenis himpunan yang dianggap berguna untuk aplikasi tertentu. Aplikasi
ini berasal dari banyak variasi, termasuk desain eksperimental, geometri
terbatas, pengujian perangkat lunak, kriptografi, dan geometri aljabar. Banyak
variasi telah diperiksa, namun yang paling intens dipelajari adalah desain blok
tak lengkap (BIBDs atau 2-desain) yang secara historis terkait dengan masalah
statistik dalam desain eksperimen.
1.
DEFINISI DESAIN BLOK
Desain adalah kerangka bentuk atau
rancangan memiliki arti
"proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Sedangkan blok adalah
deretan beberapa bagian yang tidak terpisah-pisah.
Sebuah desain blok pada himpunan V
dengan v elemen (varitas) adalah sebuah koleksi himpunan B yang beranggotakan
himpunan-himpunan bagian dari V, sedemikian sehingga setiap anggota B, disebut
blok, memuat k elemen. Selanjutnya, misalkan b menyatakan banyaknya blok di B.
Jika setiap elemen V muncul tepat di dalam r blok dan setiap pasang elemen V
muncul bersama-sama tepat di dalam
,
dan ditulis Desain-( b, v, r, k,
).
Sebuah desain blok pada V disebut
lengkap, jika setiap bloknya sama dengan
V; dan tak lengkap, jika sebaliknya. Desain blok tak lengkap balance sering
disingkat BIBD (Balanced Incomplete Block Design)
Contoh:
Desain
blok lengkap
(a)
Misalkan
dengan blok
Maka B = {
,
sehingga desain-( b, v, r, k,
)=
desain-( 1, 3, 3, 1,
)
(b)
Misalkan
dengan blok
Maka B = {
,
sehingga desain-( b, v, r, k,
)=
desain-( 1, 4, 4, 1,
)
Desain
blok tak lengkap
(a)
Misalkan
dengan blok
Maka
𝐵= , sehingga desain-( b, v, r, k, )= desain-( 7, 7, 3, 3, )
𝐵= , sehingga desain-( b, v, r, k, )= desain-( 7, 7, 3, 3, )
(b)
Misalkan
dengan blok
Maka
𝐵= , sehingga desain-( b, v, r, k, )= desain-( 4, 4, 3, 3, )
𝐵= , sehingga desain-( b, v, r, k, )= desain-( 4, 4, 3, 3, )
2.
HUBUNGAN ANTARA PARAMETER b, v, r, k,
Pada
bagian ini kita bicarakan hubungan antara parameter-parameter b, v, r, k,
dari suatu desain-( b, v, r, k,
).
Teorema 2.1:
Dalam
desain-( b, v, r, k,
)
berlaku
.
Bukti:
Karena
terdapat b blok dan tiap blok berisi k elemen, banyaknya pasangan berurutan
yang berisikan sebuah blok dan sebuah elemen dari blok tersebut adalah bk.
Tetapi, karena setiap elemen dari V harus muncul di dalam r block, maka
terdapat vr pasang beurutan yang berisikan sebuah blok yang memuat elemen
tersebut. Perhatikanlah bhwa setiap pasangan berurutan kedua didapat dari
pasangan pertama dengan mengubah urutannya. Sehingga kedua bilangan bk dan vr
harus sama. Teorema terbukti.
Contoh:
(a)
Misalkan
dengan blok
,
sehingga desain-( b, v, r, k,
) =
desain-( 5,5,3,3,2)
Maka
(b)
Misalkan
dengan blok
,
sehingga desain-( b, v, r, k,
)=
desain-( 5,5,2,2,1)
Maka
Teorema 2.2
Memberikan
sebuah syarat perlu adanya sebuah desain-( b, v, r, k,
).
Sebuah syarat perlu lainnya diperlihatkan dalam teorema berikut.
Teorema 2.3
Pada desain-( b,
v, r, k,
) berlaku
r(k-1) =
(v-1)
Bukti:
Pandang
sebuah elemen i dari V. Bilangan r(k-1) menyatakan hasil kali dari banyaknya
blok di mana elemen i muncul dengan banyaknya elemen lain di setiap blok yang
memuat elemen i. Sehingga r(k-1) menyatakan banyaknya pasangan (i,j) muncul di
blok yang sama (setiap kali pasangan muncul, dihitung sekali).
Bilangan
(v-1)
adalah hasil kali dari banyaknya kali (seringnya) setiap pasangan (i,j) muncul
di setiap blok dengan banyaknya kemungkinan j. Sehingga
(v-1)
menyatakan banyaknya pasangan (i,j) muncul di blok yang sama (setiap kali pasangan
muncul dihitung satu kali). Dengan demikian r(k-1)=
(v-1),
dan teorema terbukti.
Sebagai
akibat dari teorema di atas kita peroleh teorema berikut.
Contoh:
(a)
Misalkan
dengan blok
Maka
𝐵= , sehingga desain-( b, v, r, k, )= desain-( 7, 7, 3, 3, )
𝐵= , sehingga desain-( b, v, r, k, )= desain-( 7, 7, 3, 3, )
r(k-1)=
(v-1)
·
r(k-1
·
(v-1)
Terbukti
r(k-1)=
(v-1)
(b)
Misalkan
dengan blok
Maka
𝐵= , sehingga desain-( b, v, r, k, )= desain-( 4, 4, 3, 3, )
𝐵= , sehingga desain-( b, v, r, k, )= desain-( 4, 4, 3, 3, )
r(k-1)=
(v-1)
·
r(k-1
·
(v-1)
Terbukti
r(k-1)=
(v-1)
Teorema 2.4
Dalam sebuah
BIBD berlaku
Bukti:
Karena desain
tak lengkap,
Dari teorema 2.2
diketahui,
ekuivalen dengan
Sehingga r >
Dengan demikian
teorema terbukti.
Contoh:
(a)
Misalkan
dengan blok
Maka
𝐵= , desain-( b, v, r, k, )= desain-( 7, 7, 4, 4, )
𝐵= , desain-( b, v, r, k, )= desain-( 7, 7, 4, 4, )
Karena
Sehingga
(b)
Misalkan
dengan blok
Maka
𝐵= , desain-( b, v, r, k, )= desain-( 7, 7, 3, 3, )
𝐵= , desain-( b, v, r, k, )= desain-( 7, 7, 3, 3, )
Karena
Sehingga
Selanjutnya
kita ingin meninjau hubungan antara parameter b dan v dalam desain-(b, v, r, k,
).
Untuk keperluan tersebut, perlu diperkenalkan matriks insiden dari sebuah
desain.
3. MATRIKS INSIDEN DESAIN BLOK
Setiap
desain blok punya matriks insiden. Misal suatu desain pada V = {
}
punya b blok
.
pandang sebuah matriks A=(
berordo v x b, yang baris-barisnya dilabeli
dengan elemen-elemen V dan kolom-kolomnya dilabeli dengan blok-blok dari desain
dengan;
Matrik A yang
didefinisikan seperti di atas disebut matriks insiden dari desain blok.
Contoh:
Desain-(7,7,3,3,1)
dalam contoh 1 (a) mempunyai matriks insiden sebagai berikut:
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
Sudah
kita singgung di atas, bahwa setiap desain blok memiliki matriks insiden.
Sebaliknya, kita ingin mengetahui kapan sebuah matriks merupakan matriks
insiden dari sebuah blok?
Sebuah matriks v
x b yang unsur-unsurnya 0 atau 1 dengan
adalah matriks insiden dari desain-( b, v, r,
k,
)
dengan b, v, r, k,
< 0 jika dan hanya jika:
(i)
Setiap
kolom mempunyai elemen 1 sebanyak k >0
(ii)
Setiap
baris mempunyai elemen 1 sebanyak r > 0
(iii)
Di
setiap dua baris berbeda, terdapat tepat
kolom di mana kedua elemen di kolom tersebut
adalah 1.
Lemma 3.1;
Jika
H adalah matriks insiden dari desain-( b, v, r, k,
)
maka
, di
mana
adalah transpose dari A, I matriks identitas
berordo v x v dan J adalah matriks berordo v x v dan setiap elemennya 1.
Bukti:
Misalkan
A=(
dan
=(
,
maka
adalah
“hasil kali dalam” dari baris ke-i dari A dengan kolom ke-j dari AT.
Sehingga
Untuk
i = j.
Sehingga
menyatakan banyaknya blok di mana elemen 1
terletak. Dengan demikian
.
Untuk
i
j
Sehingga
menyatakan
banyaknya blok di mana elemen 1 dan j keduanya menjadi anggota blok tersebut.
Dengan demikian
Jadi
Lemma
terbukti.
Sekarang
kita buktikan bahwa banyaknya blok dalam suatu desain-( b, v, r, k,
)
tidak boleh kurang dari banyaknya elemen dari himpunan V. Dan hasil ini dikenal
sebagai ketaksamaan Fisher.
Lemma 3.2: (Ketaksamaan Fisher, 1940)
Dalam desain-( b, v, r,
k,
)
berlaku b
.
Bukti:
Kita gunakan
kontradiksi untuk membuktikan teorema ini.
Andaikan b < v,
dan misal A adalah matriks insiden dari desain-( b, v, r, k,
).
Karena b < v,
kita bisa menambahkan sebanyak v-b kolom-kolom nol ke A, menghasilkan matriks
bujursangkar B berordo v x v. Jelas bahwa hasil kali dalam dua baris B yang
bersesuaian. Sehingga
.
Ini berakibat:
Det (
Det
(
Karena B memuat
kolom nol, maka
=0,
sehingga
Det
(
....( 3.1)
Dari Lemma 5.3.4
....( 3.2)
Karena
Pengurangan dengan kolom pertama dari kolom-kolom yang lain dalam matriks di
ruas kanan (5.3.2), tidak akan mengubah nilai determinan (operasi-operasi kolom
dalam matriks tidak mengubah determinan), diperoleh:
... (3.3)
Selanjutnya,
penambahan baris pertama dengan semua baris-baris yang lain dalam matriks di
ruas kanan (3.3), tidak mengubah nilai determinan. Sehingga diperoleh:
...(3.4)
Karena
semua elemen matriks di ruas kanan (3.4) yang terletak di atas diagonal utama
adalah nol, maka determinan dari matriks tersebut sama dengan hasil kali semua
elemen yang terletak di diagonal utama matriks tersebut. Dengan demikian
diperoleh:
................( 3.5)
Dari (3.1) dan (3.5)
kita peroleh
................( 3.6)
Karena r,v, dan
positif,
................( 3.7)
Selanjutnya,
karena
,
Teorema (3.3), maka
................( 3.8)
Dari (3.7) dan
(3.8) kita peroleh,
Bertentangan
dengan (3.6). jadi pengandaian b < v salah. Dengan demikian teorema
terbukti.
4. DESAIN SIMETRIS
Dalam Teorema 3.2
telah kita tunjukkan bahwa dalam desain-
berlaku b ≥ v. Apabila b = v, maka desain tersebut
disebut desain simetris. Jika b = v, dari Teorema 2.1 kita peroleh k = r. Jadi dalam
desain simetris, berlaku k = r. sebagai contoh, desain-desain dalam contoh 3.1 adalah desain-desain simetris. Desain
simetris sering pula disebut desain-
.
Teorema 4.1 :
Dalam
desain-
dengan v genap, bilangan k –
adalah bilangan kuadrat sempurna.
Bukti :
Misal
A adalah matriks insiden dari sebuah desain--
.
Dapat ditunjukkan bahwa,
(i)
A
dan
adalah bujur sangkar matriks dengan
det A = det
,
dan
(ii)
Det
Sehingga,
(4.1)
Karena
det A adalah bilangan bulat, maka
bilangan bulat. Selanjutnya, karena v genap
dan
bilangan bulat, maka
harus bilangan kuadrat sempurna. Teorema
terbukti
DESAIN
HADAMARD
Desain--
dengan v = 4m - 1, k = 2m – 1,
= m - , untuk suatu m, disebut desain Hadamard
dimensi m. pertanyaan utama disini adalah sebagai berikut :
Untuk
m berapa desain-(4m – 1, 2m – 1, m – 1) ada?
Akan ditujukan bahwa
terdapat desain-(4m – 1, 2m – 1, m – 1). Untuk
tujuan tersebut, perlu diperkenalkan matriks Hadamard.
Sebuah matriks bujur sangkar H
berordo n disebut matriks Hadamard jika unsur-unsur H adalah 1 atau -1 ; dan
, di mana
adalh transpose dari H dan I adalah matriks
identitas berordo n. sebagai contoh, matriks H berikut adalah Hadamard.
(4.2)
Mudah
dicek bahwa
HHT
Kiranya jelas (dari definisi) bahwa
untuk matriks Hadamard H berordo n berlaku :
(i)
Hasil
kali dari baris i dengan dirinya sendiri adalah n.
(ii)
Hasil
kali dalam baris i dengan baris ke j, untuk i ≠ j,
adalah nol.
Matriks Hadamard H disebut ternormalisir jika elemen-elemen
H pada baris dan kolom pertama semuanya positif (+1). Misalnya, matriks H
berikut adalah matriks hadamard normal.
Lemma 4.2 : Jika H adalah matriks Hadamard, maka
juga matriks Hadamard.
Bukti : Karena
Maka
;
Karena
=
masing-masing
bujur sangkar,
Ekuivalen
dengan
Dengan
demikian
adalah matriks Hadamard.
Salah satu sifat penting dari matriks Hadamard normal
disajikan dalam di Lemma berikut :
Lemma 4.3:
Jika
H adalah matriks Hadamard normal berordo n > 2, maka n = 4m, untuk suatu m. Lebih lanjut, setiap baris (kolom),
kecuali yang pertama, memiliki tepat 2m elemen +1 dan tepat 2m elemen -1; dan
untuk setiap dua baris (kolom), selain yang pertama, terdapat m kolom (baris)
dalam mana kedua baris (kolom) memiliki elemen +1.
Bukti :
Misal
H adalah matriks hadamard normal berordo n. Akan dibuktikan hasil-hasil yang menyangkut
baris saja, karena hasil-hasil yang menyangkut kolom mengikuti hasil-hasil yang
menyangkut baris.
Karena H normal, elemen-elemen H
pada baris pertama semuanya 1. Karena “hasil kali dalam” baris pertama dengan
sebarang garis yang lain adalah nol, setiap baris (selain baris pertama) harus
memiliki elemen +1 dan -1 sama banyak. Dengan demikian n harus genap.
Pandang sebuah baris dari H yang
bukan baris pertama, tanpa mengurangi keumuman, missal baris itu baris kedua.
Elemen-elemen +1 dan elemen-elemen -1 pada baris kedua ini sebanyak, yaitu
.
Sekarang pertukarkan kolom-kolom dari matriks H sedemikian hingga elemen-elemen
pada baris kedua punya pola sebagai berikut : ke
elemen
pertama bertanda + dan ke
elemen
lainnya bertanda -; seperti terlihat pada bagan dibawa ini :
Pertukaran ini jelas tidak mengubah ordo dari matriks atau
banyaknya +1 dalam tiap baris ataupun banyaknya kolom dimana dua baris memiliki
unsure 1. Untuk selanjutnya, perhatikan baris i ≠ 1, 2 pada matriks yang baru.
Didalam
elemen
pertama baris ke 1 terdapat x elemen 1 dan
elemen
-1. Begitu pula, didalam
elemen
pada baris ke-i selebihnya, terdapat y elemen 1 dan
elemen
-1. Karena “hasil kali dalam” dari baris pertama dengan baris i adalah nol,
(*)
Begitu
pula ‘hasil kali dalam” dari baris kedua dengan baris i adalah nol, maka ;
Ekuivalen
dengan
(**)
Dari
(*) dan (**) diperoleh:
Ekuivalen
dengan n = 4x. jadi n adalah kelipatan 4. Dengan demikian bagian pertama dari
lemma terbukti.
Selanjutnya,
setiap baris kecuali baris pertama memiliki
= 2x elemen +1 dan
= 2x elemen -1. Begitupula, pada baris kedua
dan ke i, i
1, 2, terdapat tepat x kolom dimana kedua
baris ini memiliki elemen 1. Dengan mengganti baris kedua dengan ke j, j
1, 2. Lengkaplah bukti dari lemma tersebut.
Sekarang, kita
gunakan lemma di atas untuk membuktikan teorema berikut.
Teorema 4.4
Untuk m = 2k,
k > 1, terdapat Desain –(4m – 1, 2m – 1, m – 1).
Bukti:
Misalkan
H adalah matriks Hadamard normal ordo n. Didefenisikan matriks H1
sebagai berikut
H1 =
Jelaskan
H1 adalah matriks Hadamard normal ordo 2n, karena setiap elemen H1
adalah 1 atau -1. Setiap elemen yang terletak di baris (kolom) pertama adalah
1; hasil kali dalam sebuah baris dengan dirinya sendiri adalah 2n; dan hasil
kali dalam sebuah baris dengan baris yang lain adalah nol.
Karena
terdapat matriks Hadamard normal ordo 2, yaitu
Maka
terdapat matriks Hadamard normal berordo 2t, t > 1. Dengan
demikian, untuk m = 2k, k > 1, terdapat matriks Hadamard normal berordo 4m.
Sekarang, misalkan K adalah matriks Hadamard normal ordo 4m. Selanjutnya
konstruksi matriks A dengan menggunakan matriks K dengan cara sebagai berikut:
(i)
Hapus
semua elemen K yang terletak di baris pertama maupun di kolom pertama, kemudian
(ii) Setiap elemen -1 diganti dengan 0
(nol).
Perhatikan
bahwa matriks A berordo (4m – 1)x(4m -
1). Menurut Lemma 5.2.8, banyak elemen 1 di setiap baris (kolom) K
adalah 2m. Karena K normal, maka setiap elemen di baris (kolom) pertama adalah
1, sehingga setiap elemen baris (kolom) A memuat elemen 1 tepat sebanyak 2m –
1. Selanjutnya, menurut Lemma 5.3.8, disetiap pasang baris (kolom) K terdapat
tepat m kolom (baris) dimana elemen 1 terletak di kedua baris (kolom) tersebut.
Sehingga di setiap pasang baris (kolom) A, terdapat tepat m – 1 kolom (baris)
dimana elemen 1 terletak di kedua baris (kolom) tersebut. Dengan demikian A
adalah matriks insiden dari desain –(4m – 1, 2m – 1, m – 1). Teorema terbukti.
Perhatikan,
di dalam bukti terkandung prosedur yang sistematis dan sederhana untuk
mengkonstruksi desain –(4m – 1, 2m – 1, m – 1), untuk suatu m = 2k, k > 1.
Misalnya untuk k = 1, diperoleh m = 2, sehingga menurut teorema di atas
terdapat Desain –(7, 3, 1). Bagaimana mengkonstruksi sebuah desain –(7, 3, 1)
pada himpunan V = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}?
Perhatikan
matriks Hadamard normal berikut,
H =
Dari matriks H
dibentuk matriks Hadamard normal K berikut
K =
=
Selanjutnya kita
bentuk matriks A dari K dengan cara mengghapus baris pertama dan kolom petama
dari K, dan ganti setiap elemen -1 dengan 0 (nol). Perhatikan bahwa matriks A
adalah matriks insiden dari desain –(7, 3, 1). Sehingga,
{{2,4,6},{1,4,5},{3,4,7},{1,2,3},{2,5,7},{1,6,7},{3,5,6}}
Sebuah desain
–(7, 3, 1) pada himpunan V = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}.
A =
5.
MENGKONSTRUKSI DESAIN BARU DARI DESAIN YANG ADA
Cara
yang paling mudah untuk mendapatkan desain baru dari desain yang sudah ada
ialah dengan mengambil p “jiplakan/copy” dari masing-masing blok dalam desain
–(b, v, r, k,
)
diperoleh desain –(pb, v, pr, k, p
).
Misalnya, dari sebuah desain –(4, 4, 3, 3, 2) pada V = {1, 2, 3, 4} berikut
{{1,2,3},{2,3,4},{3,4,1},{4,1,2}}
Diperoleh sebuah
desain –(8, 4, 6, 3, 4) pada V = {1, 2, 3, 4} berikut
{{1,2,3},{2,3,4},{3,4,1},{4,1,2},{1,2,3},{2,3,4},{3,4,1},{4,1,2}}.
Teorema 5.1
Dalam sebuah
desain –(v, k,
),
setiap dua blok memiliki tepat
elemen sekutu.
Dengan
menggunakan Teorema 5.1, kita buktikan teorema berikut.
Teorema 5.2
Jika B1,
B2, ..., Bv merupakan blok-blok Desain –(v, k,
)
pada himpunan varitas X, maka untuk sembarang i, B1 – Bi,
B2 – Bi, ..., Bi-1 – Bi, Bi+1
– Bi, ..., Bv – Bi adalah blok-blok Desain (v
-1, v – k, k, k -
,
)
pada himpunan varitas X – Bi.
Bukti:
Jika
terdapat v – 1 blok dan v – k varitas. Dari Teorema 5.1, setiap blok Bj – Bi memiliki k –
elemen. Setiap varitas di dalam X – Bi muncul
di dalam k blok pada desain semula dan karenanya juga muncul di dalam k blok
pada desain yang baru. Begitu juga setiap pasang varitas di dalam X – Bi muncul
bersama – sama di
blok pada desain semula dan karenanya di
blok pada desain baru. Dengan demikian teorema
terbukti.
Contoh
Perhatikan
contoh Desain –(7, 3, 1) pada himpunan varitas X = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
berikut,
B1 =
{1, 2, 4}, B2 = {2, 3, 5}, B3 = {3, 4, 6}, B4
= {4, 5, 7}, B5 = {5, 6, 1},
B6 =
{6, 7, 2}, B7 = {7, 1, 3}
Misalkan Bi =
{3, 4, 6}. Maka blok berikut
{1, 2}; {2, 5};
{5, 7}; {1, 5}; {2, 7}; {1, 7}
membentuk Desain
–(6, 4, 3, 2, 1) pada himpunan {1, 2, 5, 7}.
Teorema 5.3
Jika B1,
B2, ..., Bv, blok-blok Desain –(v, k,
)
pada himpunan varitas X, maka untuk sembarang i, B1
Bi, B2
Bi, ..., Bi-1
Bi, Bi+1
Bi, ..., Bv
Bi adalah blok-blok dari Desain (v
-1, v – k, k, k -
,
)
pada himpunan varitas Bi.
Bukti:
Jelas
terdapat v – 1 blok dan k varitas. Berdasarkan Teorema menyatakan bahwa setiap
blok Bj
Bi memiliki
elemen. Sebuah varitas di Bi muncul
di k blok pada desain semula, katakan Bj1, Bj2, ..., Bjk-1,
Bi. Sehingga varitas tersebut muncul di k -1 blok pada desain baru,
yaitu:
Bj1
Bi, Bj2
Bi, ..., Bjk
Bi.
Selanjutnya
setiap pasang elemen di Bi muncul secara bersama-sama di
blok pada desain semula, katakan
Bj1, Bj2, ..., Bjk-1,
Bi
Sehingga
persamaan elemen tersebut secara bersama-sama akan muncul di
– 1 blok pada desain baru, yaitu:
Bj1
Bi, Bj2
Bi, ..., Bjk
Bi.
Dengan
demikian teorema terbukti.
Contoh:
Terdapat desain
–(15, 7, 3), sehingga menurut teorema diatas terdapat desain –(14, 7, 6, 3, 2)
blok-blok desain –(15, 7, 3) pada himpunan varitas V = {1, 2, 3, 4, ..., 15}
adalah sebagai berikut:
B1={2,
4, 6, 8, 10, 12, 14}; B6 = {1, 6, 7, 8, 9, 14, 15}; B11 = {3, 4, 7, 9, 10, 13, 15}
B2={1,
4, 5, 8, 9, 12, 13}; B7 =
{3, 5, 6, 8, 11, 13, 14}; B12 =
{1, 2, 3, 12, 13, 14, 15}
B3={3,
4, 7, 8, 11, 12, 15}; B8 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}; B13 = {2, 5, 7, 9, 11, 12,
14}
B4={1,
2, 3, 8, 9, 10, 11}; B9 =
{2, 4, 6, 9, 11, 13, 15}; B14 =
{1, 6, 7, 10, 11, 12, 13}
B5={2,
5, 7, 8, 10, 13, 15}; B10 = {1, 4, 5, 10, 11, 14, 15}; B15 =
{3, 5, 6, 9, 10, 12, 15}
Misalkan Bi
= {1, 2, 3, 8, 9, 10, 11}. Maka blok-blok dari desain –(14, 7, 6, 3, 2) pada
himpunan varitas;
B1 =
{1, 2, 3, 8, 9, 10, 11} adalah sebagai berikut:
{2,8,10};{1,8,9};{3,8,11};{2,8,10};{1,8,9};{3,9,11};{1,2,3};{2,9,11};{1,10,11};{3,9,10};{1,2,3};{2,9,11};{1,10,11};{3,9,10}.
Perhatikan bahwa
desain ini mempunyai blok-blok “berulang”. Jika diambil satu blok saja dari
setiap blok yang berulang, akan diperoleh desain –(7, 3, 1).
DAFTAR
PUSTAKA
Budayasa, I. K.
2008. Matematika Diskrit. Surabaya: Unesa University Press
Budayasa, I. K.
1995. Matematika Distkrit I.
Surabaya: Unesa University Press
Cameron, P. J. And Van Lint, J.HA. 1991. Design, Graphs, Codes and their Links,
Cambridge University Press, Cambridge, U.K.
Sharma, V.K. 2004. Balanced
Incomplete Block Designs. New Delhi: I.A.S.R.I Library Avenue
Cherowitzo, William. 2005. Combinatorial Designs: Balanced Incomplete Block Designs. www-math.ucdenver.edu/.
Diakses pada tanggal 1 Maret 2013.